Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Selasa, 12 Januari 2010

hope

Lesson of the condition in 2009 this year, what a sight when we, who claimed to be a Citizen of Indonesia, making changes to yourself towards a better situation. Tetunya, in accordance with their respective capacity. Without exception in the age and status and any profession.


With a bit of change from every citizen who millions of these souls, we expect improvement in the macro scale can be achieved.


So New Year was not to be in a long time.

Hopefully, GET BETTER than yesterday Years.

Jumat, 08 Januari 2010

cerpen las vegas

LAS VEGAS

Bily Pecandu yang menjadi ustad
Aman Pecandu yang menjadi bandar
Ryan Peacndu yang menjadi polisi
Adi Pecandu berat
Imam Ketua kelas
Pak Rahman Guru yang memergoki
Mama Ani Ibu Bily
Pak Surachman Ayah Bily
Mama Dea Ibu Ryan
Pak Bagus Ayah Ryan
Bu Ina Ibu Aman
Ayah Aman yang sakit
Pak Bambang Ayah Adi
Dana Teman sebangku Bily di SMA Muhammadiyah
Dohir Siswa SMA Muhammadiyah
Agus idem
Penjaga warung Penjaga warung di depan masjid As-Salam
Syakieb Syarifah
Ustad Afif Guru ngaji Bily
Rado Teman Ryan di Kepolisian
Pak Tora Guru tembak di Kepolisian
Pak Nasir Guru pengantar investigasi
Teman Adi I Pecandu bareng Adi
Teman Adi II idem














ADEGAN I

Saat jam istirahat sekolah, tepatnya saat jam istirahat ke dua ketika matahari sedang terik-teriknya, semua siswa SMA 222 bertebaran seperti burung, keluar dari kelasnya masing-masing. Tiba-tiba Bily memukul bahu Adi dari belakang.

Bily
Lo mau kemana Di?

Adi
Las Vegasss…

Bily
Ikut gue!

Bily pun mengikuti langkah Adi menuju ke belakang sekolah, tongkrongan yang biasa mereka sisinggahi. Ternyata Aman dan Ryan sudah sampai terlebih dahulu.

Ryan
Woy, minum yuk!

Bily
Patungan-patungan!

Ryan
AP aja, kan harganya dua belas ribu, belinya dua botol. Patungan lima ribu-lima ribu. Sisanya beliin kacang aja buat dorongan

Adi
Nggak punya duit gue, adanya dua ribu doang nih? Jangan beli AP!

Aman
Iya, yang lain aja

Bily
Apaan donk?

Adi
Intisari aja dah!

Bily (memberikan uang dua ribu rupiah)
Nih! Gue juga lagi nggak ada duit!

Mereka pun bersepakat untuk membeli beer yang harganya di bawah anggur putih, intisari. Botolnya berwarna hitam, rasanya tidak enak, tidak seperti anggur putih. Sebagian siswa termasuk Bily dan Ryan muntah karena perut mereka tidak kuat menampung minuman beralkohol tersebut. Ketika semua isi perut mereka keluar, barulah mereka merasa lebih enak dari sebelumnya.

Bily (mual)
Minuman apaan sih ini? Nggak enak banget rasanya!

Ryan
Lo pada miskin sih, besok-besok nggak bakalan gue mau minum minuman kayak gini!

Adi
Yee… lo aja cuma ngasih dua ribu, berisik lagi lo!

Bily
Gue ada barang nih! Tapi nggak ada fapirnya

Ryan
Di warung!

Adi
Ah! Tadi bukannya sekalian sih! Lo Man gantian!

Bily
Udah, lo berdua!

Mereka pun menghisap ganja tersebut sampai membuat diri mereka merasa seperti terbang. Dari kejauhan Pak Rahman memergogi siswa-siswa tersebut belum pulang saat kegiatan belajar mengajar usai. Tetapi Pak Rahman tidak melihat jelas apa yang sedang mereka lakukan di pojok belakang sekolah.

Pak Rahman (menunjuk siswa-siswa tersebut dari kejauhan)
Hai! Sedang apa kalian semua di sana?

Ryan (memincingkan mata)
Pak Rahman tuh!

Bily (kaget)
Duh, gimana nih?

Adi (panik)
Lari bego!

Aman
Kaburrr…

Pak Rahman mencium gelagat buruk pada tempat tersebut. Botol minuman beralkohol dan sisa-sisa daun ganja yang tertinggal menjadi bukti yang cukup kuat untuk menghukum siswa-siswa tersebut.

ADEGAN II

Sesaat setelah bel istirahat pertama berdentang.

Imam
Woi, kalian dipanggil sama Bu Ambar tuh! Disuruh ke BP!

Bily
Kita-kita nih Mam?

Imam
Iya, lo berempat yang kemaren cabut!

Aman
Pasti di kasih surat lagi nih!

Ryan
Buang lagi sih, apa susahnya

Mereka berempat pun menemui Bu Ambar di ruangan BP. Di sanalah mereka mendapatkan nasihat-nasihat dari guru tersebut. Tetapi bagi siswa tersebut, bagaikan angin yang hanya keluar masuk begitu saja. Setelah Bu Ambar selesai menceramahi mereka, mereka pun keluar dengan wajah kusut dan selembar surat pada tangan mereka masing-masing.

Aman (menutup pintu)
Banyak bacot lo!

Ryan
Tau, pengeng kuping gue!

Bily
Tau tuh! Malay banget gue!

Adi (membuang sepucuk surat tersebut ke tong sampah)
Huh!

Begitu seterusnya. Mereka selalu membuang surat peringatan dari Guru BP dan tidak pernah disampaikan kepada orang tua mereka. Hingga suatu saat, inilah surat terakhir dari guru BP. Surat Drop Out dari sekolah. Barulah mereka memberikan surat tersebut kepada orang tua mereka.

ADEGAN III

Sebelum memasuki rumah, Bily memikirkan berbagai cara untuk menyampaikan surat pengeluaran dirinya dari sekolah. Sesampainya di dalam rumah, Bily langsung menemui Ibunya dan memberikan surat tersebut kepada sang Ibu.

Bily
Ma, surat panggilan dari sekolah ni!

Mama Ani
Surat pa?

Bily
Baca aja!

Mama Ani (sambil membaca)
Apa? Kamu dikeluarkan dari sekolah? Kenapa?

Bily
Aku jarang masuk kalo ada pelajaran matematika

Mama Ani
Memangnya kenapa kamu jarang masuk sayang?

Bily
Bisa nggak Mama manggil aku nggak pake kata-kata sayang? Banyak tugas Ma, aku nggak pernah ngerjain tugas. Dari pada diomelin mending aku nggak masuk aja

Mama Ani
Terus kalo kamu enggak masuk, kamu kemana?

Bily
Ke rumah temen

Mama Ani
Memang temanmu enggak masuk juga?

Bily
Iya, dia juga nggak pernah ngerjain tugas

Mama Ani
Terus kalo udah kayak gini sekolahnya mau diterusin lagi enggak? Tinggal satu semester lagi kamu lulus

Bily
Mau lah Ma!

Mama Ani
Di Muhammadiyah aja ya?

Bily
Enggak mau ah! Aku maunya di Putra Satria

Mama Ani
Yaudah deh! Besok Mama urus semuanya

Bily
Makasih Ma…

Pak Surachman
Ada apa nih berduaan aja!

Mama Ani
Papa, Bily dikeluarkan dari sekolahnya

Pak Surachman
Apa? Kenapa Bil?

Bily
Bily ga masuk-masuk kalo ada pelajaran matematika pa, soalnya Bily belum ngerjain tugasnya, kalo nggak ngerjain di hukum

Pak Surachman
Bily, Bily! Hanya gara-gara persoalan seperti itu? Ini gara-gara mama terlalu manjain dia!

Mama Ani
Kalo bukan Mama siapa lagi yang manjain Bily pa? Bily anak kita satu-satunya!

Pak Surachman
Terus kamu mau sekolah dimana sekarang?

Bily
Putra Satria

Pak Surachman
Tidak! Sekolah itu Papa sudah kenal sekali dengan keburukannya!

Bily
Tapi aku maunya di situ Pa!

Pak Surachman
Papa bilang tidak, ya tidak! Kalau kamu tetap mau masuk Putra Satria, Papa enggak mau bayarin kamu sekolah!

Bily
Ma…

Mama Ani
Kamu yang sabar ya sayang…

Bily hanya terdiam dan pasrah dengan nasibnya. Ia akan sulit pastinya untuk datang ke Las Vegas lagi.

ADEGAN IV

Ryan
Surat dari sekolah!

Mama Dea
Surat apa ni?

Ryan
Ryan dikeluarin dari sekolah!

Pak Bagus
Apa?

Mama Dea
Kok bisa? Kenapa?

Ryan
Ya bisa lah, karna mama terlalu sibuk sama urusan mama

Pak Bagus
Tuh kan, ini semua gara-gara kamu! Kamu terlalu sibuk sama bisnis kamu!

Mama Dea
Kok aku? Kamu juga terlalu sibuk sama perempuan-perempuan lain!

Ryan
Nggak mama, nggak papa. Kemana saat Ryan butuh akan kasih sayang? Dimana saat Ryan sakit? Dimana saat Ryan sedih? Ryan cape Ma, Pa. Ryan cape. Apa di otak kalian nggak ada pikiran lain selain uang, uang, dan uang?

Pak Bagus
Ryan jaga bicara kamu!

Ryan
Kenapa Papa tersinggung?

Pak Bagus
Papa cari uang untuk memenuhi kebutuhan kamu, cuma untuk menghidupi kamu!

Ryan
Tapi Ryan nggak butuh semua ini Pa! Ryan gak butuh! Ryan butuh kasih sayang dari Papa, Mama

Pak Bagus
Kamu tuh hanya cari alasan saja karena kamu habis melakukan kesalahan!

Mama Dea
Papa! Yang dikatakan Ryan itu benar! Kenapa sih Papa nggak mau mengakui kesalahan kita sebagai orang tua yang sudah gagal dalam mengurus anaknya?

Ryan meninggalkan kedua orang tuanya, menuju kamarnya.

Pak Bagus
Tuh kamu lihat! Apa itu terjadi karena kesalahan kita juga?

Mama Dea
Ya, itu pun terjadi mungkin karena kesalahan kita sebagai orang tua

Pak Bagus
Terus selama ini apa yang dia dapatkan dari sekolah?

Mama Dea
Udah deh, Papa nggak usah nyalahin yang lain. Ini semua murni kesalahan kita!

Pak Bagus
Terus kalau sudah seperti ini, gimana? Ryan harus tetap melanjutkan sekolahnya!

Mama Dea
Aku juga tidak ingin kalau Ryan putus sekolah, bagaimana kalau dia kita masukkan saja ke akademi kepolisian?

Pak Bagus
Apa Ryan Mau? Apa diterima?

Mama Dea
Ryan harus mau, kita bujuk dia! Lewat jalan belakang, aku punya salah satu kenalan di sana

Pak Bagus
Oh, ya sudah kalau begitu

ADEGAN V

Bu Ina langsung lemas ketika mendengar bahwa Aman dikeluarkan dari sekolah. Sedangkan Bapaknya terus menerus batuk setelah mendengar kalau Aman dikeluatkan dari sekolah.

Bu Ina
Astaghfirullah alazim…

Aman
Udah lah Bu, semuanya udah terjadi!

Bu Ina
Orang tua cape-cape biayain sekolah, malah dia pake buat foya-foya

Aman
Iya maafin Aman Bu, Aman janji bakal balikin semua uang Ibu

Bu Ina
Balikin. Balikin. Balikin pake apa?

Aman
Aman bakalan kerja Bu, Aman nggak usah sekolah lagi!

Bu Ina
Ya iyalah, karena Ibu udah enggak sanggup buat masukin kamu ke sekolah lagi. Buat pengobatan Bapak kamu aja Ibu udah nggak sanggup.

Aman
Iya Bu, Aman bakalan kerja

ADEGAN VI

Pak Bambang memukuli Adi setelah dia tahu bahwa Adi dikeluarkan dari sekolah.

Adi
Ampun Pak…

Pak Bambang
Dasar anak kurang ajar! Di diemin ngelunjak!

Adi
Ampun Pak…

Pak Bambang
Dibiyayain bukannya sekolah yang bener!

Adi
Eeegh….

Pak Bambang
Pergi lu dari sini, gua gak mau ngeliat muka lu lagi!

Adi pun keluar dari rumahnya dengan tangan kosong.

ADEGAN VII

Hari pertama masuk sekolah barunya yang terkenal dengan keislamannya tersebut, Bily mulai merasa bosan dan jenuh dengan segala peraturan sekolah. Untungnya teman sebangkunya asik dan Bily merasa nyaman di sampingnya. Bily pun diajak Dana ke tempat Dana biasa nongkrong dengan teman-temannya.

Dana
Temen-temen, kenalin nih temen gue!

Bily (sambil salaman)
Bily! Bily! Bily!

Agus
Rokok?

Bily
Iya makasih! Rokok gue Mild

Agus
Oh…

Di tongkrongan tersebut, Bily tidak mendapati siswa yang gerak geriknya mencurigakan seperti menghisap ganja. Lambat laun ia bergabung di tongkrongan tersebut, ia semakin tidak mendapati temannya yang sedang menghisap ganja. Malahan ia mendapati bahwa teman-temannya sedang berencana datang ke maulid Nabi Muhammad SAW besok.

Dohir
Gus, Lo entar malem dateng enggak ke As-Salam?

Agus
Kalo dateng, gue sama siapa? Bertiga lagi? Kagak dah! Malu gue!

Dana
Bil, lo ikut ya besok?

Bily
Hah? Ngapain?

Dana
Maulid Nabi!

Bily
Emh… anu, itu

Agus
Udah Sob, ikut aja! Entar gue nebeng sama lo jadinya ya?

Bily
Gitu ya? Ya udah deh!

Agus
Ya udah, ba’da Isya ya?

Bily
Jam berapa tuh?

Agus
Ya abis Isa Sob!

Bily (bingung)
Oh, iya! Terus ngumpulnya dimana?

Agus
Disini aja, anak-anak biasa ngumpul dulu di sini!

Bily
Sip dah!

ADEGAN VIII

Di sekolah Ryan yang baru, Ryan sedang beradaptasi dengan lingkungan yang sangat berbeda dengan lingkungan sebelumnya. Ketika sedang latihan menembak.

Ryan
Do, lo tau gak kalo dulu gue pemake

Rado
Apa iya? Nggak keliatan tuh!

Ryan
Bonyok gue yang maksa gue buat masuk sini, itu pun lewat jalan belakang. Karena kalau gue test urine dulu, bakalan ketauan kalo gue pemake

Rado
Oh…

Ryan
Nggak nyangka ya, pemake harus perangin pemake juga!

Rado
Udah Yan…itu kan dulu. Sekarang kita harus belajar menjadi polisi yang profesional.

Ryan
Bantu gue ya? Gue pasti bakalan sulit banget ngadepin perubahan hidup yang begitu drastis!

Rado (merangkul Ryan)
Lo tenang aja, gue pasti bantuin lo kok!

Pak Tora (menunjuk Ryan dan Rado)
He kalian berdua yang di sana! Jangan ngobrol saja! Kosentrasi!

ADEGAN IX

Pekerjaan menjadi pengantar narkoba yang dipilih Aman untuk meneruskan hidupnya agar lebih baik. Di kontrakan tempat persmbunyian mereka.

Doni
Man, lo tau kan kerja kaya gini resikonya apa?

Aman
Iya gue tau! Abis, mau gimana lagi, cuma ini caranya buat nyari uang lebih banyak buat pengobatan bokap gue!

Doni
Ya udah besok lo kirim barang ke diskotik Inovasi. Di toilet udah ada yang nunggu lo. Ya masih SMA sih! Seumuran lo gitu!

Aman
Sip Don!

Doni
Hati-hati lo! Kalo sampe ketangkep jangan bawa-bawa nama gue!

Aman
Iya… gue pastiin semua bakal berjalan dengan lancar!

Doni
Dan yang pasti lo hindarin kebiasaan buruk lo yang make ni barang! Karna kita bakalan rugi kalo lo ikut make juga

Aman
Iya, gue juga udah lumayan lama enggak make. Lo tau gue enggak punya duit

ADEGAN X

Bily
Na, gue keren banget apa sampe semua orang pada ngeliatin gue?

Dana
Style lo tuh! Mau ngaji apa ke mall?

Bily (memukul dahi)
Ought! Maksud gue biar keren gitu

Bily baru menyadari kalau kostumnya berbeeda sendiri dengan semua orang yang ada di sana. Ia pun hanya menunggu teman-temannya di luar Masjid sambil menghabiskan rokoknya. Dari kejauhan seberang sana ia melihat seorang wanita berjubah hitam mendekatinya. Bily merapihkan pakaiannya dan mematikan rokoknya. Ternyata meleset! Wanita itu hanya melewati Bily begitu saja dan memasuki masjid tersebut.

Bily
Anjing! Gue kira mau nyamperin gue tuh cewek! Enggak ngeliat apa ada orang ganteng di sini?

Penjaga warung
Cewek kaya gitu mah nggak level sama cowok kaya situ!

Bily
Anjing lo Bang! Banyak yang ngejar ni!

Penjaga warung
Banyak utang! Makanya di kejar-kejar! Saya juga kalo jadi tuh cewek bakalan kabur ngeliat situ!

Bily
Tai! Lo pikir gue setan?

Penjaga warung
Lah iya, ngomongnya aja manggil temen-temennya! Segala anjing lah, tai, setan!

Bily
Ngehe lo bang, ngajakin ribut lo!

Penjaga warung
Kan saya bilang seandainya kalo saya jadi syarifah!

Bily
Syarifah toh namanya?

Penjaga warung
Wong edan! Sarifah tuh sebutan buat orang arab keturunan Nabi!

Bily
Anjing! Pantesan cakep banget! Anaknya Nabi!

Penjaga warung
Emang dasar belekok!

Bily mencoba mencari tahu tentang perempuan tersebut lewat Dana, dan akhirnya Bily mendapatkan nomor wanita tersebut. Ternyata namanya Syakieb.

ADEGAN XI

Aman memasuki Diskotik Inovasi dan menemui pemesan di toilet diskotik tersebut. Terdapat satu orang pria berbadan kecil berjaket hijau, sangat pas seperti ciri-ciri pemesan yang diceritakan Doni.

Aman (menepuk punggung orang tersebut)
Ehm!

Adi (berbalik)
Mana barangnya?

Aman (kaget)
Adi?

Adi
Aman?

Aman (memberikan barang)
Jadi lo yang mesen?

Adi
Iya, buat rame-rame sih sama temen gue! Lo kerja kaya gini sekarang?

Aman
Iya, terpaksa. Bokap gue sakit!

Adi
Ya udah, gue duluan ya? Temen gue udah pada nungguin nih. Stock abis banget

Aman
Oh, ya udah! Hati-hati lo!

Aman kasihan melihat Adi yang sudah kecanduan. Tapi bagaimana lagi, kalau dia menghentikan pemakaian Adi langganannya pasti berkurang dan uang yang didapatkannya pun akan berkurang.

ADEGAN XII

Bily mencoba merayu Syakieb dengan berbagai cara, dari mengajak jalan sampai datang ke rumah. Tapi Syakieb tetap tidak bisa. Suatu ketika Syakieb yang telpon Bily terlebih dahulu.

Syakieb
Assalamualaikum…

Bily
Waalaikum salam. Ada apa Sya telpon malam-malam begini? Masih jam 3 pagi tau, subuh aja belom

Syakieb
Iya sengaja, cuma mau bangunin kamu shalat tahajud aja

Bily
Oh… Oh ya, ana boleh tanya sesuatu gak?

Syakib
Apa?

Bily
Kriteria cowo idaman Syakieb kaya gimana?

Syakieb
Yang sholeh, sayang mertua, pintar agama, dan bukan perokok

Bily (lemas)
Oh… gitu ya?

Syakieb
Iya… Afwan ya kalau ganggu, ana mau shalat dulu

Bily
Iya, nggak apa-apa. Ya udah, met shalat Syakieb

Syakieb
Assalamualaikum…

Bily
Waalaikum salam…

Percakapan telpon pun berakhir dengan rasa sesak di dada Bily. Bily menghubungi Dana dan menceritakan semuanya kepada Dana, Dana terus memacu Bily untuk jangan menyerah mendapatkan Syakieb. Dan motivasi dari Dana berujung indah kepada Bily. Bily pun bertekad untuk terus mengejar Syakieb. Bily pun Taubat Nasuha dan berjanji tidak akan mengulangi lagi semua perbuatan tercela yang telah ia lakukan sewaktu SMA. Hari demi hari, Bily mulai berubah setahap demi tahap. Ia mulai shalat dan menghafal bacaan-bacaan shalat. Ia berhenti menghisap rokok, ia mulai mengaji rutin dengan Dana.

ADEGAN XIII

Di kelas Ryan sedang berdiskusi untuk melancarkan aksi investigasi dengan atasannya.

Pak Nasir
Kita dapat berpura-pura menjadi pengemis, tukang beling, dan lain-lain saat investigasi

Ryan (mengancungkan jari)
Kalau pura-pura jadi pembeli barang?

Pak Nasir
Bisa, tapi biasanya dia sudah memiliki langganan-langganan tertentu. Jadi agak sulit. Dan pastinya kita jangan membawa barang-barang yang mencurigakan seperti pistol tanda pengenal kepolisian dan lain-lain.

Ryan
Terus kalau mereka menyerang bagaimana?

Pak Nasir
Mereka tidak akan menyerang yang bukan musuhnya. Mereka akan menyerang kalau mereka tahu kita intel. Jadi sekarang yang kalian pikirkan, bagaimana agar mereka tidak mengetahui kalau kita intel?

Rado
Sulit juga ya?

Ryan
Ya maka dari itu kita harus mempelajari penyamaran kita semestinya. Seperti mempelajari bagaimana pengemis itu, kebiasaan-kebiasaan saat dia jalan, baju, mungkin sampai baunya kita harus pelajari

Pak Nasir
Seratus! Apa ada yang ingin bertanya lagi tentang investigasi ini?

Ryan, Rado, dan murid yang lain
Tidak!

Pak Nasir
Ingat bahwa mereka lebih cerdas dari kita!

ADEGAN XIV

Satu tahun kemudian, Bily sudah menjadi seorang pria idaman Syakieb. Dan sekarang saatnya Syakieb menentukannya. Bily menyatakan cintanya kepada Syakieb lewat telpon.

Bily
Apa Syakieb mau jadi pacar ana?

Syakieb
Afwan Bily, tapi Ana keturunan Habib Munzir Al-Musawa

Bily
Ana tahu itu dari awal, terus kenapa?

Syakieb
Antum tanya sama ustad antum, bagaimana kalau nantinya ana dan antum bersama?

Bily
Oh, ya udah. Ana tanya Ustad ana dulu ya Syakib, assalamualaikum…

Syakieb
Waalaikum salam…

Bily langsung bergegas ke rumah Ustad Afif untuk menanyakan hal tersebut.

Ustad Afif
Dalam Islam juga terdapat perbedaan-perbedaan derajat antara sesama muslim. Syakieb itu datuknya Nabi Muhammad, sedangkan Antum? Datuknya siapa? Jika Syakieb menjadi Isteri antum nantinya, Syakieb berhak mengkhulu antum sebagaimana suami menthalaq isteri. Karena derajat Syakieb lebih tinggi kedudukannya dari pada antum. Kalau nantinya antum menikah dengannya, tanggung jawab antum kepada Nabi Muhammad sangat besar, karena antum menikahi keturunannya. Antum tidak sekhufu dengannya. Antum mengerti?

Bily
Naam Tad, Afwan! Mungkin ini jalan dari Allah menyadari ana lewat Syakieb

Ustad Afif
Antum tidak perlu khawatir, karena rencana Allah pasti indah!

ADEGAN XV

Di persimpangan jalan dekat rumah Ustad Afif, Bily melihat sosok yang dikenalnya dari kejauhan. Ketika ia lihat lebih cermat, ternyata sosok tersebut adalah Adi.

Bily
Adiiii….

Teman Adi I
Di, kayanya ada yang manggil lo tuh!

Adi
Siapa ya?

Teman Adi II
Udah samperin dulu!

Adi
Gue nggak punya temen yang pake sarung kaya gitu

Teman Adi I
Ya udah makanya samperin dulu, dari pada bikin lo penasaran kan?

Adi mendekati si pemanggil namanya, ternyata ia adalah Bily. Adi kaget bukan main.

Adi
Woi! Lo Bily?

Bily
Apa kabar Di?

Adi
Lo Bily?

Bily
Iya ana Bily! Kenapa sih?

Adi
Gila, bisa kayak gini lo?

Bily
Rencana Allah indah Di!

Adi
Yoi… udah bisa ceramahin gue lo!

Bily
Alhamdulillah, tapi ana nggak bermaksud nyeramahin antum!

Adi
Dari mana?

Bily
Dari Rumah Ustad ana. Gimana kabar anak-anak yang lain?

Adi
Kalo si Aman udah jadi bandar besar tuh setau gue, soalnya waktu gue lagi transaksi di Inova ternyata yang nganter dia. Katanya sih terpaksa buat biayain bapaknya yang sakit

Bily
Astaghfirullah alazim… terus kabar Ryan gimana?

Adi
Wah, gue enggak tau tuh kalo Ryan!

Bily
Itu Las Vegas?

Adi
He..he.. iya, mau nyoba lagi?

Bily
Enggak deh Di, ana udah insyaf

Adi
Oh… ya udah Bil, maaf nih gue balik dulu ya? Nggak enak nih gue sama anak-anak kelamaan

Bily
Oh, iya. Maaf deh kalo ana ganggu

Adi
Yoi, santai aja Bro!

ADEGAN XVI

Ryan
Doain gue ya!

Rado
Entar dulu! Ada yang kurang! (tiba-tiba Rado buang gas)

Ryan
Sialan lo, gue di kentutin!

Rado
Loh iya dong! Kan lo sendiri yang bilang kalo penyamaran itu sampai ke titik detailnya, kaya baunya harus diikutin! Mana ada pemulung yang wangi!

Ryan
Seneng lo kalo temennya sengsara!

Rado
Ya enggaklah teman, nanti gue juga bakal kaya lo kok!

Ryan
Ya udah, gue jalan dulu ya? Lo tunggu sini!

Rado
Iya-iya! Good luck ya…

Ryan melancarkan aksinya untuk melihat keadaan sekitar tongkrongan tersebut dengan berpura-pura sebagai pemulung. Ternyata tongkrongan yang dia singgahi ada yang ia kenal. Tidak lain kalau itu adalah Adi, teman SMAnya.

Teman Adi I
Gimana Di? Dapet barangnya?

Adi
Susah Bro! nggak pandang temen kalo urusan ginian sih!

Teman Adi II
Lo masih kuat kan Di?

Adi
Duh, gak tau nih! Gue udah sakau banget!

Teman Adi I
Aman kan sahabat karib lo banget! Masa cuma buat nolong sekali aja nggak bisa!

Adi langsung terkapar menggigil

Teman Adi I
Di, lo kenapa?

Teman Adi II
Di? Di?

Teman Adi I
Duh, gimana nih?

Teman Adi II
Udah tinggalin aja!

Teman Adi
Tega lo!

Teman Adi II
Udah cepet! Entar lo yang kena malah!

Mereka pun meninggalkan Adi yang terkapat tidak berdaya. Ryan langsung mendekati dan membawa Adi ke Rumah Sakit.

Ryan
Di, nih gue Ryan! Lo tahan ya? Gue bakal bawa lo ke Rumah sakit!

Ryan segera memanggil Rado dan hendak menolong Adi. Belum sempat berkata apa-apa, Adi langsung menghembuskan nafas terakhirnya. Semuanya telat. Adi sudah meninggal dunia.

Ryan
Di? Di? Bangun? Di? Kita belum sempat ngobrol! Lo nggak kangen sama gue? Hah? Tega lo Di? Hah?

Rado
Yan? Udah!

Ryan
Lo terlalu cepet ninggalin gue Di! Gue benci tempat ini! Gue benci Las Vegas! Dimana Las Vegas yang dulu bisa nenangin hati gue dari pertengkaran orang tua gue? Hah? Dimana Las Vegas yang dulu?

Ryan sangat menyesali keberadaan Las Vegas. Dan bertekad untuk memerangi orang-orang yang berada di dalamnya. Dari kejauhan terlihat Bily yang baru pulang mengaji. Bily langsung mendekati tempat tersebut.

Bily
Ryan?

Ryan
Bily?

Bily
Adi kenapa?

Ryan
Adi OD, gara-gara nggak dapet obat dari Aman.

Bily
Innalillahi wa innalillahi Rajiun… mari kita antarkan dia ke rumahnya.

Ryan
Iya!

ADEGAN XVII

Ryan
Apa kabar Bil? Pas banget ya tadi ada lo! Kaya di sinetron-sinetron aja!

Bily
Iya, gue biasa lewat sini kalo pulang dari rumah Ustad gue

Ryan
Nggak nyangka gue lo bisa kaya gini sekarang!

Bily
Gue juga nggak nyangka lo yang merangin Las Vegas!

Ryan
He..eh.. ya… gini lah pekerjaan gue sekarang. Abis proses DO dari sekolah gue dipaksa masuk akademi kepolisian sama orang tua gue

Bily
Gue juga abis proses penDOan itu langsung dipaksa masuk sekolah islam

Ryan
Lo tau kabar Aman?

Bily
Setahu gue sih waktu itu Almarhum Adi pernah bilang kalo dia jadi bandar sekarang

Ryan
Oh… berarti maksud teman-temannya Adi si Aman itu, Aman teman kita?

Bily
Iya, memang Adi mendapatkannya lewat Aman

Ryan
Lo tau Bil? Aman yang bunuh Adi! Aman!

Bily
Maksud lo?

Ryan
Adi keabisan obat, dia minta ke Aman. Tapi Aman nggak mau nolong kalo enggak ada uang!

Bily
Oh… jadi itu penyebab Adi OD?

Ryan
Lo tau keberadaan Aman sekarang?

Bily
Duh gue enggak tahu tuh! Tapi waktu itu Adi pernah bilang kalo dia transaksi di…

Ryan
Dimana Bil?

Bily
Dimana ya? Inovasi apa

Ryan
Inova!

Bily
Oh! Iya mungkin gue enggak tahu!

Ryan
Thanks banget Bil atas informasinya!

Bily
Terus? Kalo udah ketemu Aman mau lo apain?

Ryan
Gue bakal bawa dia ke kantor tempat gue kerja!

Bily
Oh… ya udah kalo gitu, sukses yah!

Ryan
Lo juga!

ADEGAN XVIII

Di Diskotik Inova

Ryan
Aduh…. Gue rada lupa lagi sama tampang Aman

Rado
Udah, kita tunggu di sini aja. Siapa tau nanti orangnya lewat sini

Ryan
Ya udah

Selang beberapa meit kemudian

Aman
Ryan?

Ryan
Aman?

Aman
Lo Ryan kan? Kok bisa ada di sini?

Ryan
Iya, lo sendiri kenapa bisa ada di sini?

Aman
Gue… gue… lagi main aja!

Ryan
Oh… gue sih ngilangin penat aja abis, di kantor lagi banyak masalah. Oh ya, kenalin nih temen gue Rado

Rado
Rado!

Aman
Aman!

Ryan
Lo sendiri Man?

Aman
Iya nih!

Ryan
Terus abis dari sini mau kemana?

Aman
Ya balik ke rumah

Ryan
Ikut gue aja yuk? Ke tempat tongkrongan gue, Las Vegas!

Aman
Gue udah lama enggak make Yan

Ryan
Karna gak punya duit? Tenang aja kali ini gue yang bayarin!

Aman
Bener nih?

Ryan
Bener! Ya udah yuk?

Aman
Yuk!

ADEGAN XIX

Aman terkejut saat ia mengetahui bahwa Ryan mengajaknya ke kantor polisi.

Aman
Yan, kok kita ke sini?

Ryan
Ya ini tempat tongkrongan gue, tempat gue kerja!

Aman
Lo polisi?

Ryan
Ya, gue intel yang lagi nyamar sebagai Ryan yang dulu. Dan sekarang lo gue tangkep karna terbukti transaksi narkoba di Inova

Aman
Sialan lo Yan, tega lo nahan gue? Kita baru ketemu Yan!

Ryan
Maaf Bro, lo lebih tega sama Adi. Lo tau gara-gara lo nggak mau rugi sedikit, Adi OD. Sekarang dia meninggal gara-gara ulah sahabatnya sendiri

Aman
Apa? Adi meninggal?

Ryan
Hmm…

Aman
Gue nggak tau Yan kalo kejadiannya bakalan kaya gini. Gue kerja kaya gini cuma mau biayain Bokap gue yang lagi sakit.

Ryan
Lo tetep di sini, pekerjaan lo sekarang bantu-bantu gue di sini. Tinggalin Las Vegas, kalo nggak gue bakal nahan lo karna lo buron besar. Masalah Bokap lo biar gue yang tanggung. Ya udah, besok lo ikut gue nganter jenazahnya Adi. Di sana ada Bily juga

Aman
Bily? Kok bisa?

Ryan
Iya, Bily sekarang udah jadi Ustad

ADEGAN XX

Ryan
Ayo Man, kita udah nyampe di rumah Adi. Bily udah nunggu

Ketika Ryan dan Rado melangkah memasuki rumah Adi, Aman langsung melesat lari.

Ryan (tembakan peringatan)
Man, jangan lari!

Semua orang yang berada di rumah Adi keluar dan menyaksikan hal tersebut termasuk Bily.

Rado
Tembak kakinya!

Bily
Jangan Yan, dia temen kita! Adi udah pergi, lo mau Aman pergi juga?

Rado
Kalo lo nggak mau nembak gue yang nembak!

Bily
Jangan! Mohon dengan sangat!

Ryan
Maaf Bil, gue harus profesional sama pekerjaan gue! (menembak ke arah Aman)

Jarak Aman yang terlalu jauh melesatkan peluru yang ingin mengenai kakinya. Peluru itu menancap ke punggung Aman. Aman terjatuh dan meninggal di tempat tersebut. Semuanya berlari kearah Aman.

Ryan
Maafin gue Man. Gue terpaksa ngelakuin ini karna lo gak denger perkataan gue

Bily (sedih)
Man? Innalillahi wa innailaihi rajiun…

Las Vegas adalah surga dunia, tapi jembatan menuju neraka. Kini, Las Vegas masih tetap ada, tapi yang menetap di sana terus silih berganti. Jalan pulang hanya tiga, Taubat, Kuburan, dan Penjara.

Minggu, 03 Januari 2010

taun baru coy

Siap atau tidak siap tahun baru 2010 sudah berada di ujung mata. Memasuki tahun baru, sebaiknya segera menetapkan impian baru. Apakah itu menghidupkan kembali impian lama yang belum terwujud atau benar-benar menetapkan impian baru yang hendak diraih di tahun 2010. Ingatlah bahwa sebuah kesuksesan dimulai dari sebuah impian yang memenuhi hati dan pikiran kita.

Mulailah menetapkan impian Anda. Apakah itu impian sederhana seperti ingin mengganti laptop yang lebih baru misalnya, merenovasi rumah, mengganti mobil lebih baru, sampai impian lebih tinggi, mengikuti pendidikan lebih tinggi, menerbitkan buku baru atau membangun usaha baru misalnya.

Apapun itu, yang pasti menghidupkan impian akan memberikan banyak manfaat bagi kita. Karena memiliki impian akan memberi motivasi bagi kita untuk bertindak mewujudkannya. Memiliki impian dapat menjadi arah bagi kita untuk melangkah kedepan. Bahkan menghidupkan impian seperti membangkitkan energi dari dalam diri, dapat menjadi pendorong bagi kita untuk memperkuat diri dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan.

Memiliki impian dapat memberi kita dorongan untuk hidup lebih terencana, hidup lebih efisien guna merealisasikan mimpi kita. Mimpi dapat menjadi pendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang terarah demi merealisasikan impian.

Dengan impian akan menghidupkan harapan. Dengan harapan akan melahirkan tindakan. Dengan tindakan akan ada langkah kemajuan. Jadi, jika Anda belum punya impian baru di tahun yang baru, segeralah ambil alat tulis, dan mulailah menuliskan daftar impian yang ingin diraih. Kemudian tetapkan satu atau beberapa yang benar-benar ingin Anda prioritaskan untuk dicapai.